CA'O MENGANYUK ADAT KUTEI JANG (Cara Menganyuk Adat Masyrakat Rejang)


 


Penulis :

Sujirman, S.Pd, M.Pd


Tim Penerbit Andhra Grafika

Editor : Sujirman, S.Pd, M.Pd

Desain Cover : Andhra Grafika


Zaman dahulu yang diperkirakan abad ke 14 SM pada zaman Majai di kenal dengan Kutai Belek Tebo,  Kerajaan Majai Siang, di tunggu oleh Majai Malang Butung dengan istrinya yang bernama Dayang Jelingan mereka ini suami istri yang sulit mendapatkan keturunan (anak), tapi banyak hartanya,

Karena belum mendapat anak pergilah mereka kedukun yang bernama Rano Kesian, Sudah Bertahun – tahun di rumah dukun, habis tahun timbullah masa, habis masa timbullah bulan, habis bulan timbullah minggu, habis minggu timbullah hari, habis hari timbullah malam, kemenyan Usung (sepikul) delapan tinggal sekali di bakar, beras kuning dekulak tinggal sekali di hamburkan, barulah dapat anak yang bernama Bujang Belaten. Karena sudah lama tidak mendapatkan anak terniatlah dalam hati kalau ada dapat anak baik anak laki laki atau perempuan Majai Malang Butung akan memotong gagok irang, tanduk deko ikoa depo awak ne kuning puteak dado”. Karena sudah mendapat anak maka diadakanlah acara menganyuk

Menganjuk adalah perbuatan “seolah-olah” suatu perbuatan yang dikerjakan tetapi tidak tidak kena misalnya  menggunting rambut, namun rambut tersebut tidak putus. Menganyuk dilakukan  kepada anak hasil besahe (melalui bantuan dukun) yang berusia 7 tahun, Kegiatan ini dilaksanakan karena mau melepas niat kalau dapat anak laki-laki maupun perempuan.


0 Komentar