BUDAYA DAN SASTRA REJANG

 

Penulis : Rhoni Rodin, S.Pd.I., M.Hum

Editor : Rhoni Rodin


Tim Penerbit Andhra Grafika

Desain Cover : Andhra Grafika

Download Ebook Disini!

SINOPSIS

 

Buku "Budaya dan Sastra Rejang" merupakan sebuah eksplorasi mendalam tentang kekayaan budaya dan warisan sastra dari salah satu suku tertua di Nusantara, yaitu suku Rejang. Suku Rejang yang menghuni wilayah Bengkulu, Sumatera, memiliki tradisi, adat istiadat, dan sastra yang kaya serta beragam, mencerminkan perjalanan sejarah panjang mereka. Dalam buku ini, pembaca akan dibawa menyelami berbagai aspek budaya dan sastra suku Rejang, mulai dari kehidupan sosial mereka, upacara adat, bahasa, hingga karya sastra yang diwariskan dari generasi ke generasi.

Bagian pertama dari buku ini membahas tentang sejarah dan asal usul suku Rejang, yang dipercaya merupakan salah satu suku yang datang awal ke tanah Sumatera. Wilayah persebaran mereka yang meliputi Bengkulu, serta pengaruh besar dari alam sekitar terhadap cara hidup, pola pikir, dan nilai-nilai yang mereka pegang erat. Pembaca akan diperkenalkan pada sistem sosial masyarakat Rejang, dari hierarki adat hingga peran tokoh-tokoh kunci dalam struktur masyarakat. Adat istiadat yang mereka junjung tinggi, seperti ritual pernikahan, upacara kematian, hingga tradisi menyambut musim panen, diceritakan secara terperinci, memberikan gambaran mendalam tentang bagaimana suku ini menghargai siklus kehidupan.

Bahasa Rejang, sebagai salah satu warisan budaya yang paling penting, dibahas dengan cukup komprehensif. Buku ini tidak hanya menyelami aspek linguistik bahasa Rejang, tetapi juga bagaimana bahasa ini menjadi alat ekspresi yang penting dalam kehidupan sehari-hari, peribahasa, hingga kepercayaan masyarakat Rejang. Melalui bahasa, identitas suku ini dijaga dan dilestarikan, serta menjadi jembatan untuk memahami dunia mereka yang penuh dengan makna simbolis.

Buku ini menampilkan beberapa cerita rakyat Rejang yang terkenal, seperti legenda asal-usul suku Rejang, mitos tentang pahlawan dan raksasa, hingga kisah-kisah magis yang hidup di dalam masyarakat. Cerita-cerita ini tidak hanya menjadi hiburan, tetapi juga sebagai sarana pendidikan bagi generasi muda. Selain sastra lisan, buku ini juga membahas karya-karya sastra tulis yang berkembang di kalangan suku Rejang, terutama setelah pengaruh Islam dan kolonialisme masuk ke wilayah mereka. Bagaimana tulisan-tulisan Rejang yang dulunya hanya berupa aksara kuno yang dikenal sebagai aksara Ka-Ga-Nga, bertransformasi seiring perkembangan zaman, diulas dengan rinci dalam buku ini. Aksara tersebut bukan hanya alat tulis, tetapi juga simbol peradaban yang berkembang di tengah masyarakat yang menjunjung tinggi budaya tulis menulis. Buku ini mengajak pembaca untuk lebih memahami perjalanan panjang aksara Rejang dan bagaimana ia bertahan di tengah gelombang modernisasi.

Upacara adat dan kepercayaan suku Rejang juga mendapatkan sorotan khusus dalam buku ini. Seperti halnya banyak suku asli di Nusantara, suku Rejang memiliki kepercayaan yang sarat dengan simbolisme dan penghormatan terhadap alam serta leluhur. Buku ini menjelaskan berbagai ritual yang masih dijalankan hingga saat ini, serta bagaimana kepercayaan tersebut memengaruhi kehidupan sehari-hari masyarakat Rejang. Dari ritus-ritus yang berkaitan dengan siklus hidup, seperti kelahiran, kematian, hingga penghormatan kepada alam semesta, buku ini memberikan gambaran mendetail tentang hubungan yang erat antara manusia, alam, dan dunia spiritual dalam pandangan suku Rejang.

Tidak kalah penting, bagian terakhir dari buku ini mengkaji perkembangan budaya dan sastra Rejang dalam konteks dunia modern. Meskipun tradisi suku Rejang telah bertahan selama berabad-abad, tantangan besar seperti globalisasi dan modernisasi mengharuskan suku ini untuk beradaptasi. Buku ini mengeksplorasi bagaimana masyarakat Rejang saat ini menghadapi perubahan zaman sambil tetap berusaha menjaga kelestarian budaya dan sastra mereka. Penulis menggarisbawahi upaya-upaya yang dilakukan oleh komunitas dan individu dalam menjaga bahasa, adat, dan karya sastra Rejang dari kepunahan, termasuk peran teknologi digital dalam mendokumentasikan dan menyebarkan warisan budaya tersebut ke dunia luar.





0 Komentar